SMAN 2 CIBINONG
Disinilah pertama kali aku
melangkahkan kaki untuk mengikuti tes masuk sekolah. Jalur yang ku ambil adalah
PPAK, jalur prestasi akademik. Selain menyertakan rapot, aku harus mengikuti 2
tes, yaitu wawancara bahasa inggris dan psikotes. Alhamdulillah semua berjalan
dengan lancar. Hanya saja aku tak dapat menjawab saat wawancara bahasa inggris,
karena pertanyaanya membuatku bingung harus berkata apa. Akupun hanya menjawab “yes
or no”. Sungguh memalukan memang. Haha. Pertanyaannya adalah “bahasa inggris
sebagai bahasa internasional”. Tes psikotes menurutku tak begitu susah, hanya
saja banyak sekali pertanyaan yang diajukan, yang berkenaan dengan minat,
bakat, dan kepribadian. Peserta tes yang lain terlihat pusing dan capek
menjawabnya, tapi tidak denganku.
Pengumuman SMAVO. Aku tak begitu yakin akan berhasil lolos.
Karena aku tak menginginkan lolos. Dan benar yang terjadi aku tak lolos. Aku bersyukur
karna Allah tunjukan bahwa bukan jalanku ada di sekolah ini. Dan aku bersyukur
juga karena Rahmah, Salma, dan Cici berhasil lolos tes. Mereka memang layak
karna usaha keras mereka. Selamat ya buat kalian.
INSAN CENDEKIA
INSAN CENDEKIA adalah sekolah kedua
yang kucoba. Awalnya diajak anggia, tapi
lama kelamaan ada keinginan untuk sekolah disana. Tes dilaksanakan pada tanggal
12 Mei 2012, di INSAN CENDEKIA serpong. Karena tempatnya yang jauh dan kami
belum pernah kesana, aku meminta abiku untuk mengantarkan kami. Tes akan di
mulai pukul 7, sehingga kami harus berangkat pagi. Itu yang membuat
teman-temanku memilih menginap dirumahku. Ya, lebih baik menginap memang
dibandingkan harus berangkat dari rumah pagi-pagi kerumahku. Sayang sekali
Anggia tidak mendapatkan izin menginap. Tapi tak apa kau tetap senang karena ini
adalah pertama kalianya teman-temanku menginap.
Aku beserta 7 orang perwakilan dari
sekolahku mengikuti tes. Tes ini dilaksanakan dalam 1 hari penuh. Tes yang
diujikan adalah tes potensi belajar, matematika, biologi, fisika, b.inggris,
b.arab, dan agama. Sungguh soalnya membuatku ingin pingsan. Yang paling parah
adalah tes b.arab, maklum saja aku bersekolah di SMP negri karena itu tidak
memiliki kemampuan bahasa arab sehingga hanya bisa menjawab satu soal yaitu
“Shohal Khoir?” “Shobahannur” seperti itu kurang lebih.
Penguman INSAN CENDEKIA, atau yang
sering kami sebut INCEN berlangsung pada tanggal 28 mei. Saat itu kami sedang
perpisahan di bandung. Tak disangka sahabatku anggia lolos tes dan menjadi
siswi INCEN. Hanya anggia yang lolos, aku dan keenam temanku tidak. Walaupun tak
lolos, aku, salma, mutia, hani sangat senang. Kami sangat bangga dengannya.
Selamat Anggia.
SMAN 1 BOGOR
Ini adalah sekolah impianku. Aku sangat
berharap bisa sekolah disini. Per tama yang kulakukan adalah mendaftarkan diri.
Aku mendaftar sendiri tanpa di temani orang tua. Sempat terjadi masalah, saat
aku tak sengaja mencorat-coret LJK biodata dengan pulpen. Dengan malu ditemani
temanku, aku meminta LJK yang baru. Esok harinya aku harus kembali lagi dan
menyerahkan berkas-berkas yang belum lengkap. Senangnya saat menyerahkan berkas
aku tak sendiri karna asti dan rahmah bersedia menemani. Makasiyah.
Tes SMANSA berlangsung 3 hari. Hari
pertama adalah ipa dan bahasa indonesia. Soalnya cukup sulit, tapi tak sesulit
soal tes di INCEN. Memang ada beberapa soal UN SMA, namun yang lainnya
pelajaran SMP. Hari kedua bahasa inggris dan IPS, IPSnya alhamdulillah ga
susah. Hari terakhir MATEMATIKA, masyaAllah aku berasa mau pingsan, hampir
setengah soal ku isi dengan asal, betapa gilanya aku. Di hari kedua tes aku
bertemu dengan seseorang yang bernama INAS ARIBAH. Aku bertemu dengannya di
kreta, namun kami baru berkenalan di jalan dekat SMANSA. Ia bersekolah di
pesantren Husnul. Dia cantik, baik, dan mungkin pintar. Aku belum terlalu
mengenalnya.
Tes berakhir, kini saatnya menunggu
hasil UN. Aku berharap bisa mendapatkan
nilai UN tinggi yang mudah-mudahan bisa membantu aku diterima di SMANSA. Di hari
pengumuman kelulusan, aku berlari dan berteriak saat membuka amplop,
alhamdulillah aku LULUS dengan nilai sesuai target. Esoknya, aku harus
menyerahkan nilai ini ke SMANSA. Betul-betul penuh perjuangan karena di
perjalanan mau ke SMANSA ternyata kertas pengumumannya tertinggal. Aku pun
harus pulang ke rumah, alhamdulillah aku masih di sekolah belum sampai di
SMANSA.
Kini tiba
hari pengumuman SMANSA, aku diantar kakak sepupuku “mba shifa”. Tak ku sangka
umi, abi, dan mba shofi ikut mengantar. Sampai di SMANSA aku langsung menuju
kelas tempat pengumuman, aku mengambil amplopku dan membukanya. Hasilnya TIDAK
DITERIMA. Saat aku tegar , tapi saat sampai rumah air mata itu tak terbendung
lagi. Rasa sedih karna tidak di terima itu pasti ada, namun yang membuat air
mataku tak terbendung adalah aku merasa mengecewakan semua orang, umi, abi, mba
shofi, anggia, salma, hani, ka nana, ka denty, aku mengecewakan mereka semua. Galau
banget gara-gara ini. Ga percaya aku bener-bener ga diterima, padahal aku sudah
berusaha, berusaha keras, berusaha buat ga nyerah. Tapi hasilnya tetep gagal.
SMAN 6 Bogor
Impianku
sekolah di SMANSA pupus sudah. Pilihanku selanjutnya adalah mendaftar di SMAN 6
Bogor. Aku berharap ini yang terakhir. Kertas pengumuman terakhir yang kuterima
dari sekolah ini. Aku berharap, dan semua berharap begitu juga. Galau karna ga
keterima di SMANSA itu masih ada, masih tersisa dan tak bisa benar-benar ku
bersihkan. Hari-hari menjelang tes di SMAN 6 pun aku tak belajar seserius saat
tes di SMANSA. Lebih banyak main games dibanding belajar. stress banget saat
itu. Sampai pada detik-detik tes aku tetap tidak belajar. Alhamdulillah,
soalnya tak sesulit soal tes di INCEN ataupun SMANSA. Soal tes di SMAN6 lebih
mirip soal TO dan UN. Aku mengerjakan soal lancar, walaupun ga belajar, hehe
alhamdulillah.
Pengumuman
SMAN6. Karna aku kolektif daftarnya, maka dari itu ngambil pengumuman di
sekolah. Aku sudah ada di sekolah sejak pukul 8. Menunggu, menunggu dan terus
menunggu. Sampai akhirnya aku meminta salma untuk menemani menanyakan tentang
pengumuman ke bu enjun. Hasilnya belum ada, pa jinanto yang mengambil
pengumuman belum datang. Ku putuskan untuk menunggu di ruang guru sambil
mengobrol dengan apin, tria dan salma. Tak lama kemudian bu enjun memberikan
telponnya kepadaku katanya kepada pa jinanto di telpon “nih ngomong sama yang
keterima”. Hah? Apa? Aku keterima?. Saat aku berbicara di telpon dengan pa
jinanto, pa jinanto tak mau memberi tahu kepadaku, ahhh aku ga percaya. Tapi bu
enjun menciumku dan memberikan selamat. Dag dig dug dag dig dug, masih ga percaya
keterima. Dan akhirnya pa jinanto datang.. yeyeye. Aku dan Yunita membuka
amplop bersama-sama, dan benar kami DITERIMA. Alhamdulillah, inilah jawaban
Allah atas segala doaku.
Banyak
hikmah yang dapat ku petik dari kejadian ini, dari mulai yang sepele sampai
yang serius. Seperti, kalau aku keterima di SMANSA aku tak tahu kapan dpat
menikmati sholat di masjid yang ku kagumi, masjid AT-TARBIYYAH, kalau keterima
di SMANSA aku tak tahu kapan akan bertemu dengan Chika sahabat kecilku, kalau
keterima di SMANSA aku ga mungkin bisa satu sekolah dengan Chika, kalau
keterima di SMANSA kasian abi, karna di SMANSA ternyata uang masuknya 12 juta,
dan masih banyak hikmah yang lainnya. Dan kini aku yakin bahwa skenario Allah memang
yang paling indah. Terimakasih Ya Allah.
Now, I’m Part Of SMANSIXBO not
SMANSA.