Ketika melihat mereka, aku merasa
sangat malu. Dengan usia semuda itu mereka sudah bisa melakukan hal yang tak
bisa aku lakukan, bahkan lebih baik jika aku bisa melakukannya. Rasanya malu
jika aku memutar roda kehidupan ini lagi, saat seusia mereka aku bukanlah
apa-apa, aku hanya seonggok debu yang tak berguna. Jangankan melakukannya,
keinginan pun tak ada. Mereka adalah adikku, yang hebat melebihi diriku, yang
shalihah melebihi diriku, yang penyayang melebihi diriku, yang baik melebihi
diriku, yang punya keberanian melebihi diriku.
Mereka sungguh beruntung, karena
mengenal rohis di usia muda. Menjadi aktivis di usia muda. Tak seperti aku,
walau aku mengenal rohis di usia yang sama seperti mereka, tapi saat itu aku
hanya kenal, tak merasa cinta dan berada di dalamnya. Mungkin karena
kesombongan, atau keegoisanku.
Tak mudah untuk berubah, untuk
berdamai dengan diri, untuk membuka pintu hati, untuk menyilahkan orang lain
masuk dalam kehidupanku. Butuh waktu lama untuk melakukannya. Mereka beruntung,
karena hidayah datang lebih awal. Mereka beruntung, karena dapat berubah lebih
awal. Tak sepertiku yang baru mau menerima hidayah setelah bertahun-tahun
lamanya. Yang mau berubah setelah
bertahun-tahun lamanya.
Masihkah tersisa waktu untukku?
untuk memperbaiki diri, untuk berdamai dengan diri, untuk membuka hati, untuk
menyilahkan orang lain masuk dalam kehidupanku, untuk berubah? Masihkah tersisa
waktu untukku? untuk mencari hidayah-Mu? Semoga masih tersisa waktu untukku. :’)
karena aku malu, jika tak bisa menjadi teladan bagi adik-adikku, jika tak bisa
menjadi baik dihadapan-Mu juga dihadapan adik-adikku :’)