Selasa, 07 Mei 2013

La Tahzan For Muslimah



Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek
padahal rambut sasak mereka seperti daun kering melambai.
Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman
padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.

Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah
padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.
Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”
padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.

Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,
padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.
Mereka bilang dandananku pucat,
padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel
Mereka bilang aku nggak gaul,
padahal untuk mengenal konspirasi saja mereka geleng-geleng.

Mereka bilang:
aku sok suci
aku tidak menikmati hidup
aku nggak ngalir
aku fanatik
dan sok bau surga.

Ku jawab:
Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.
Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada, meskipun letaknya di atas tahta emas.

Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak.

Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.

Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)

Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga…

…Kullu maa huwa aatin qoribun
Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat…

Manusia dibekali akal oleh Allah
Manusia diberi kebebasan untuk memilih hidupnya
Dan, there is only one choice
Baik dan Buruk
Benar dan Salah
Surga dan Neraka
Tidak ada pilihan Netral atau diantara kedua pilihan tersebut

“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Alloh)” (Qs. Al-An’am 116).

Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim)

“Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs. Ar-Rum 6).

gadisberjilbab.tumblr.com

Rabu, 01 Mei 2013

satusampaisepuluh



Ada seseorang yang datang, meneriakkan perubahan, impian, harapan, dan kemajuan. Yang membuat semangat juang berkobar-kobar. Ide-ide kreatif bermunculan, aksi pun mulai dilakukan. Lalu kemudian, datanglah seseorang yang lain. Ia memberikan banyak masukan, intinya sebuah kebaikan, saran yang membangun. Namun, entah mengapa, yang ia sampaikan membuat semangat yang berkobar-kobar itu seketika padam.
Kejadian ini harus disikapi dengan fikiran yang jernih dan hati yang tenang. Ini adalah sebuah teguran, yang pantas kita dapatkan saat ini. Ibarat angka 1-10, sekarang kita berada di angka 1, lalu kita ingin ke angka 7, namun melupakan angka 2-6. Ibarat sebuah gedung, kita ada di lantai 1 dan ingin naik ke lantai 2, namun tak ada tangga ataupun lift di gedung itu, kita butuh membangun sebuah tangga untuk dapat sampai ke lantai 2. Artinya untuk mencapai sebuah tujuan, kita membutuhkan proses, yang mungkin cukup lama. Kita harus menjalani semua tahapan, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Hal besar dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan terus-menerus.
Kita butuh semangat, tapi ada yang tak kalah penting yaitu kemampuan. Jadi, selain semangat kita juga perlu kemampuan. Bukan berarti karena kita tak bisa menciptakan hal besar hari ini, semangat kita padam begitu saja. Nyalakan kembali cahaya semangat itu. Tanamkan dalam diri bahwa semangat kita tak ada batasnya. Aksi yang udah kita lakukan saat ini, tak berarti sia-sia. InsyaAllah akan bermanfaat di kemudian hari.

#Semangat Tanpa Batas
Kamar munggil, 22.05
Isyah Rodhiyah