Kamis, 12 Juli 2012

Keegoisanku


Ini merupakan sebuah kisah dimana air mata, tawa dan senyum jadi satu, dimana asam, manis, asin,  dan pahit bercampur. kisah ini menceritakan sebuah persahabatn yang terjalin sangat indah.

Kadang aku berfikir, kenapa sahabat-sahabatku mau bersahabat denganku, padahal aku hanyalah seorang yang egois. Karna itu harusnya aku bersyukur kepada Allah atas sahabat yang Dia berikan untukku. Ada sebuah kejadian yang ketika aku mengingatnya, air mata berjatuhan.  Saat itu aku begitu lelah, pusing, dan sakit. Dengan keadaan yang seperti itu emosiku tak karuan, tiba-tiba aku marah, menjawab pertanyaan dengan nada ketus dan puncaknya aku pulang tanpa pamit. Dengan hati yang marah aku berjalan cepat dengan kepala menunduk, panasnya sinar matahari siang itu menambah panasnya hatiku. Aku mendengar langkah kaki seseorang mengikutiku sambil memanggil-manggil namaku “isyah.. isyah” begitu katanya. Aku menoleh sebentar lalu memalingkannya dan mempercepat langkah kaki. Aku lelah dan marah tak ingin berbicara kepada siapapun, tak peduli dengan siapapun. Handphoneku berdering, ada sebuah sms yang masuk, isinya “isyah, tunggu” yah itu sebuah sms dari seseorang yang mengikutiku dibelakang, aku semakin tak peduli dan mempercepat langkah kaki lagi. Tiba-tiba disebuah gang aku dikagetkan dengan kehadiran ka dwi, salah satu mentorku, aku mengobrol sebentar dan kembali berjalan dengan langkah super duper cepat. Ku kira dia tak mengikuti lagi tapi ternyata dia masih terus mengikutiku, dan kembali memanggil-manggil namaku “isyah.. tunggu! Temen-temen ada dibelakang” tak ada rasa peduli sedikitpun kala itu. Sampai juga aku dirumah, aku berlari ke kamar dan tidur, lebih tepatnya pura-pura tidur. Aku berencana untuk tidur dan tidak mempedulikan mereka datang, aku lelah, sangat lelah, dan sangat marah. Tapi air mataku mulai berjatuhan, tak tega aku melihat lelahnya mereka mengejar keegoisanku. Ku coba untuk tenang dan berjalan keluar, ya mereka sudah menungguku didepan gerbang dengan wajah lelah dan khawatir.

“Isyah kenapa? Pulang ga pamit?” tanya anggia khawatir padaku
“gapapa, kebelet pipis tadi, ya udah pulang” aku terpaksa berbohong menyembunyikan isi hatiku yang sebenarnya.
“ih beneran?” tanyanya lagi meyakinkan
“iya ih” jawabku lagi
“Yaudah yuk kerumah Ka Iim!”
“Yaudah ayuk!”

Aku berjalan beriringan dengan Hani, Anggia dan Salma. Perlahan hatiku diselimuti ketenangan. Hati yang tadinya berapi-api berubah menjadi hangat, dan aku kembali melakukan semuanya seperti biasanya. Dengan sifat sok tau ala isyah rodhiyah, aku berjalan memimpin mereka mencari rumah kaka tercinta. Sebelumnya kita tak pernah kerumah ini, karna sang kaka baru saja pindah rumah. Hari ini kita ingin menjenguk bayi kaka yang baru lahir beberapa hari yang lalu. Kami bercanda, tertawa bersama sambil menyantap lahap kue yang disediakan. Setelah sholat ashar kami masak mie yang telah disediakan, maklum saja sudah dari pagi kami pergi tapi sampai sekarang belum makan. Makan selesai, saatnya pulang. Aku dan Anggia pulang duluan, karna Anggia sudah ditelfon orangtuannya untuk pergi. Hari ini ku menemukan arti sebuah pengorbanan dan pengertian seorang sahabat. Love you sahabatku.

Minggu, 08 Juli 2012

Where Are You School?


SMAN 2 CIBINONG
Disinilah pertama kali aku melangkahkan kaki untuk mengikuti tes masuk sekolah. Jalur yang ku ambil adalah PPAK, jalur prestasi akademik. Selain menyertakan rapot, aku harus mengikuti 2 tes, yaitu wawancara bahasa inggris dan psikotes. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Hanya saja aku tak dapat menjawab saat wawancara bahasa inggris, karena pertanyaanya membuatku bingung harus berkata apa. Akupun hanya menjawab “yes or no”. Sungguh memalukan memang. Haha. Pertanyaannya adalah “bahasa inggris sebagai bahasa internasional”. Tes psikotes menurutku tak begitu susah, hanya saja banyak sekali pertanyaan yang diajukan, yang berkenaan dengan minat, bakat, dan kepribadian. Peserta tes yang lain terlihat pusing dan capek menjawabnya, tapi tidak denganku.
Pengumuman SMAVO.  Aku tak begitu yakin akan berhasil lolos. Karena aku tak menginginkan lolos. Dan benar yang terjadi aku tak lolos. Aku bersyukur karna Allah tunjukan bahwa bukan jalanku ada di sekolah ini. Dan aku bersyukur juga karena Rahmah, Salma, dan Cici berhasil lolos tes. Mereka memang layak karna usaha keras mereka. Selamat ya buat kalian.

INSAN CENDEKIA
INSAN CENDEKIA adalah sekolah kedua yang  kucoba. Awalnya diajak anggia, tapi lama kelamaan ada keinginan untuk sekolah disana. Tes dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012, di INSAN CENDEKIA serpong. Karena tempatnya yang jauh dan kami belum pernah kesana, aku meminta abiku untuk mengantarkan kami. Tes akan di mulai pukul 7, sehingga kami harus berangkat pagi. Itu yang membuat teman-temanku memilih menginap dirumahku. Ya, lebih baik menginap memang dibandingkan harus berangkat dari rumah pagi-pagi kerumahku. Sayang sekali Anggia tidak mendapatkan izin menginap. Tapi tak apa kau tetap senang karena ini adalah pertama kalianya teman-temanku menginap.
Aku beserta 7 orang perwakilan dari sekolahku mengikuti tes. Tes ini dilaksanakan dalam 1 hari penuh. Tes yang diujikan adalah tes potensi belajar, matematika, biologi, fisika, b.inggris, b.arab, dan agama. Sungguh soalnya membuatku ingin pingsan. Yang paling parah adalah tes b.arab, maklum saja aku bersekolah di SMP negri karena itu tidak memiliki kemampuan bahasa arab sehingga hanya bisa menjawab satu soal yaitu “Shohal Khoir?” “Shobahannur” seperti itu kurang lebih.
Penguman INSAN CENDEKIA, atau yang sering kami sebut INCEN berlangsung pada tanggal 28 mei. Saat itu kami sedang perpisahan di bandung. Tak disangka sahabatku anggia lolos tes dan menjadi siswi INCEN. Hanya anggia yang lolos, aku dan keenam temanku tidak. Walaupun tak lolos, aku, salma, mutia, hani sangat senang. Kami sangat bangga dengannya. Selamat Anggia.

SMAN 1 BOGOR
Ini adalah sekolah impianku. Aku sangat berharap bisa sekolah disini. Per tama yang kulakukan adalah mendaftarkan diri. Aku mendaftar sendiri tanpa di temani orang tua. Sempat terjadi masalah, saat aku tak sengaja mencorat-coret LJK biodata dengan pulpen. Dengan malu ditemani temanku, aku meminta LJK yang baru. Esok harinya aku harus kembali lagi dan menyerahkan berkas-berkas yang belum lengkap. Senangnya saat menyerahkan berkas aku tak sendiri karna asti dan rahmah bersedia menemani. Makasiyah.
Tes SMANSA berlangsung 3 hari. Hari pertama adalah ipa dan bahasa indonesia. Soalnya cukup sulit, tapi tak sesulit soal tes di INCEN. Memang ada beberapa soal UN SMA, namun yang lainnya pelajaran SMP. Hari kedua bahasa inggris dan IPS, IPSnya alhamdulillah ga susah. Hari terakhir MATEMATIKA, masyaAllah aku berasa mau pingsan, hampir setengah soal ku isi dengan asal, betapa gilanya aku. Di hari kedua tes aku bertemu dengan seseorang yang bernama INAS ARIBAH. Aku bertemu dengannya di kreta, namun kami baru berkenalan di jalan dekat SMANSA. Ia bersekolah di pesantren Husnul. Dia cantik, baik, dan mungkin pintar. Aku belum terlalu mengenalnya.
Tes berakhir, kini saatnya menunggu hasil UN. Aku  berharap bisa mendapatkan nilai UN tinggi yang mudah-mudahan bisa membantu aku diterima di SMANSA. Di hari pengumuman kelulusan, aku berlari dan berteriak saat membuka amplop, alhamdulillah aku LULUS dengan nilai sesuai target. Esoknya, aku harus menyerahkan nilai ini ke SMANSA. Betul-betul penuh perjuangan karena di perjalanan mau ke SMANSA ternyata kertas pengumumannya tertinggal. Aku pun harus pulang ke rumah, alhamdulillah aku masih di sekolah belum sampai di SMANSA.
Kini tiba hari pengumuman SMANSA, aku diantar kakak sepupuku “mba shifa”. Tak ku sangka umi, abi, dan mba shofi ikut mengantar. Sampai di SMANSA aku langsung menuju kelas tempat pengumuman, aku mengambil amplopku dan membukanya. Hasilnya TIDAK DITERIMA. Saat aku tegar , tapi saat sampai rumah air mata itu tak terbendung lagi. Rasa sedih karna tidak di terima itu pasti ada, namun yang membuat air mataku tak terbendung adalah aku merasa mengecewakan semua orang, umi, abi, mba shofi, anggia, salma, hani, ka nana, ka denty, aku mengecewakan mereka semua. Galau banget gara-gara ini. Ga percaya aku bener-bener ga diterima, padahal aku sudah berusaha, berusaha keras, berusaha buat ga nyerah. Tapi hasilnya tetep gagal.

SMAN 6 Bogor
Impianku sekolah di SMANSA pupus sudah. Pilihanku selanjutnya adalah mendaftar di SMAN 6 Bogor. Aku berharap ini yang terakhir. Kertas pengumuman terakhir yang kuterima dari sekolah ini. Aku berharap, dan semua berharap begitu juga. Galau karna ga keterima di SMANSA itu masih ada, masih tersisa dan tak bisa benar-benar ku bersihkan. Hari-hari menjelang tes di SMAN 6 pun aku tak belajar seserius saat tes di SMANSA. Lebih banyak main games dibanding belajar. stress banget saat itu. Sampai pada detik-detik tes aku tetap tidak belajar. Alhamdulillah, soalnya tak sesulit soal tes di INCEN ataupun SMANSA. Soal tes di SMAN6 lebih mirip soal TO dan UN. Aku mengerjakan soal lancar, walaupun ga belajar, hehe alhamdulillah.
Pengumuman SMAN6. Karna aku kolektif daftarnya, maka dari itu ngambil pengumuman di sekolah. Aku sudah ada di sekolah sejak pukul 8. Menunggu, menunggu dan terus menunggu. Sampai akhirnya aku meminta salma untuk menemani menanyakan tentang pengumuman ke bu enjun. Hasilnya belum ada, pa jinanto yang mengambil pengumuman belum datang. Ku putuskan untuk menunggu di ruang guru sambil mengobrol dengan apin, tria dan salma. Tak lama kemudian bu enjun memberikan telponnya kepadaku katanya kepada pa jinanto di telpon “nih ngomong sama yang keterima”. Hah? Apa? Aku keterima?. Saat aku berbicara di telpon dengan pa jinanto, pa jinanto tak mau memberi tahu kepadaku, ahhh aku ga percaya. Tapi bu enjun menciumku dan memberikan selamat. Dag dig dug dag dig dug, masih ga percaya keterima. Dan akhirnya pa jinanto datang.. yeyeye. Aku dan Yunita membuka amplop bersama-sama, dan benar kami DITERIMA. Alhamdulillah, inilah jawaban Allah atas segala doaku.
Banyak hikmah yang dapat ku petik dari kejadian ini, dari mulai yang sepele sampai yang serius. Seperti, kalau aku keterima di SMANSA aku tak tahu kapan dpat menikmati sholat di masjid yang ku kagumi, masjid AT-TARBIYYAH, kalau keterima di SMANSA aku tak tahu kapan akan bertemu dengan Chika sahabat kecilku, kalau keterima di SMANSA aku ga mungkin bisa satu sekolah dengan Chika, kalau keterima di SMANSA kasian abi, karna di SMANSA ternyata uang masuknya 12 juta, dan masih banyak hikmah yang lainnya. Dan kini aku yakin bahwa skenario Allah memang yang paling indah. Terimakasih Ya Allah.
Now, I’m Part Of SMANSIXBO not SMANSA.