Jumat, 28 Desember 2012

Surat Dari Murabbiahku


Teruntuk Mutarabbiahku Yang di Rahmati Allah SWT

Tak terasa hampir tiga tahun kita bersama..
Smoga membawa keberkahan atas kebersamaan ini..
Adikku.. Betapa engkau menjadi berarti untuk hidup kakak..
Karena engkaulah yang membuat kakak bangga menjadi murabbiah..

Di sini kita saling mengenal dan mengetahui masing-masing..
Suasana saling mengenal (ta’aruf) antara kita,
harusnya melandasi sikap saling memahami (tafahum) dengan sesama saudara
dimana tafahum itu mengokohkan sikap saling memikul beban (tafakul)
tuk membantu meringankan kesulitan di antara kita..
Bisakah kita... mendapatkan tenaga dari kelebihan masing-masing diantara kita..?

Masa-masa yang dilalui..
Tak terasa membawa kita pada kebermaknaan hidup..
Kalian tumbuh menjadi dewasa..
Terlihatlah perubahan dalam diri kalian..
Smoga perubahan yang baiklah yang kakak temui..

Betapa perjuangan yang dulu kakak dan teman-teman rasakan ..
Smoga menjadi peristiwa yang terindah dan tak terlupakan
serta menjadi pelajaran yang berharga kelak tuk mu di suatu hari nanti..
Saat meneruskan perjuangan dalam membina adik-adikmu di SMP tercinta ini.

Buatlah Allah bangga..
Dengan selalu menyebut namamu di hadapan para malaikat-malaikatNya.
Dan juga membuat para bidadari yang ada di syurga merasa iri dan cemburu
atas amal terbaikmu (ihsan dalam segala hal).
Buatlah orangtuamu bahagia dengan keshalihanmu
yang akan menolongnya saat lantunan doa-dosamu terucap untuknya..
Buatlah saudaramu merasa tenang dan hangat saat berada di dekatmu
karena pancaran keikhlasanmu..
buatlah sebanyak-banyaknya prestasi yang mengharumkan nama sekolahmu..

Adiku.. yang kakak sayangi.. karena Allah..
Kuatlah engkau..
Yakinlah akan pertolongan Allah..
Istiqomahlah.. di jalan ini...
Saling menasehati dalam kebaikan
Saling mendoakan antar sesama
Agar kebersamaan  ini selalu dibalut oleh ikatan Ukhuwah Islamiyah
Yang membuat hati-hati kita semakin dekat dengan Mahabbatullah...

Bersama Allah selalu dan selamanya
(Ka Nana)

Kamis, 27 Desember 2012

Nur Hidayah


Kalian itu mutiara bagi aku. Kalian itu berlian yang tak ternilai harganya. Kalian itu teman, sahabat, sekaligus keluarga aku. Aku beruntung karna Allah mengirimkan kalian ke sisi aku. Allah mengirimkan sahabat yang baik buat aku. Aku bersyukur karna Allah telah mengirimkan kalian. Kalian itu peduli, pengertian, sabar, seru, semangat, shalihah, baik, cantik, pintar.

Anggia, Nisa, Salma, Hani. Aku bahagia, aku senang, aku gembira, aku sedih, aku galau, aku marah. Makasi ya udah bikin hari-hari aku berwarna kaya pelangi.

Puti, dinda, mita, hanum juga. Keep istiqomah. Ana uhibbuki fillah ya ukhti. Aku berharap bisa kumpul bareng kalian lagi. Kaya dulu, setiap hari sabtu. Dulu sebelum kita pisah kelompok. Pelan pelan, satu persatu dari kalian gugur. Maafkan aku, karna ga bisa mempertahankan kalian untuk tetap ada disini. Maafkan kesalahan aku yang udah ngebuat kalian pergi. Keep our memories in your hearts. I wish you come back to my side. I miss you very much. Do you miss me? Do want to meet me? I realy want to meet you.

Salma, kamu mengajarkan aku arti kerja keras, ikhlas, dan menjalankan amanah dengan baik. Apapun yang di amanahkan kepadamu, kamu lakukan dengan baik. Kamu ga pernah ngeluh ketika banyak amanah yang kamu emban. Aku ga pernah denger keluhan kamu. Kamu hebat. Kamu juga bisa bagi waktu dengan baik, walaupun suka telat. Tapi setiap acara yang kamu buat atau undangan untuk kamu, kau bisa manage itu. Nilai kamu pun tetap bagus. Organisasi jalan terus, rohis, osis, mpk, semua.

Hani, kamu mengajarkan aku untuk menghargai setiap pemberian orang, mengajarkan aku untuk bersikap ramah dengan orang, mengajarkan aku selalu tersenyum, mengajarkan aku untuk meminta maaf jika salah. Kamu itu, gampang terharu, apapun yang orang kasih kamu terima dengan baik, dan tak jarang air mata itu keluar. Ketika kamu  salah, kamu tak segan untuk langsung meminta maaf. Setiap hari senyum manis itu selalu ada di wajah kamu. Karena keramahanmu banyak orang suka dan kenal denganmu. :)

Anggia, kamu mengajarkan aku untuk jadi pemimpin yg baik, pemimpin bagi diri sendiri dan juga orang lain, kamu mengajarkan aku untuk menjadi seseorang yg bijaksana, bijaksana menyikapi segala hal. Kamu memang pantas menjadi ketua keputrian. Anak rohis ga salah milih kamu sebagai ketua. Kamu bukan cuma cantik, tapi juga cerdas dan shalihah. Kamu itu unik, suka melakukan hal-hal aneh, diluar pemikiran. Kamu hebat pokoknya.

Nisa, kamu mengajarkan aku untuk jadi orang yg kreativ. Bisa melihat peluang yang ada. Kamu tuh hebat banget di bidang seni dan komputer. Gambar yang kamu bikin ga seperti yg ada di fikiran kita. Kamu paling hebat kalo soal games.

Ka Iim. Engkau adalah mentor kami yang pengertian, keibuan, dan super sekali. Perjuangan engkau benar-benar hebat. Anak yang engkau gendong dan ada di kandunganmu tak menyurutkan semangatmu untuk membagi ilmu yang kau punya kepada kami. Engkau pun sangat sabar menghadapi kami yang sangat cerewet, tak bisa diam, dan banyak tanya. Nur Hidayah juga engkau yang menamainya. Aku sangat ingat ka, ketika kami memberikan hadiah sebuah al-quran, engkau terharu dan meneskan air mata.

Ka Nana, murabbiah kami yang subhanallah.. Amat sangat luar biasa. Walaupun kita ngeselin, susah diatur, kurang perhatian, tapi... tapi ia selalu sabar dan sayang dengan kami. Ia yang mengubah kami, bukan lebih tepatnya lewat Ka Nana Allah mengubah kami menjadi lebih baik, lebih islami, lebih shalihah, walapun belum sempurna. Sepertinya tak cukup satu buku untuk menuliskan semua tentang Ka Nana. :’)


Nur Hidayah, aku mencintai kalian semua karna Allah. Semoga ukhuwah kita selalu terjaga. Semoga lewat ukhuwah ini, kita bisa sama-sama menggapai surganya Allah. Aamiin.

Rabu, 14 November 2012

Aku Merindukanmu




Sudah berapa lama kita tak bertemu?
Sudah berapa lama kita tak bertegur sapa?
Sudah berapa lama kau tak tersenyum untukku?
Sudah berapa lama sobat?
Aku tak dapat menghitungnya
Mungkin karna sudah terlalu lama
Atau mungkin karna aku lupa

Pertemuan denganmu yang selalu aku rindukan
Teguranmu yang selalu aku tunggu
Senyummu yang selalu buatku bahagia
Sudah sangat lama aku tak menemukannya

Mungkin aku terlalu lama tersibukkan dengan urusan sekolah
Mungkin aku terlalu lama pergi tanpa kabar
Mungkin aku terlalu lama pergi tanpa meninggalkan jejak

Maafkan aku sobat
Aku sangat jarang menanyakan kabarmu
Aku sangat jarang mengingatkanmu untuk selalu istiqomah
Aku sangat jarang mengatakan bahwa aku mencintaimu karna Allah

Disini....
Pada detik ini..
Aku merasa sangat merindukanmu..
Semoga Allah masih memberikan kesempatan kepadaku untuk melihat wajahmu..  :’)


Selasa, 06 November 2012

Nenek


Ia adalah seorang nenek yang sangat menyayangi cucunya. Dahulu saat ia masih bisa berjalan, ia selalu membuatkan masakan untuk kami, saat ia tak bisa berjalan normal dan harus menggunakan kursi roda pun begitu. Ia tetap membuat masakan yang enak untuk kami. Yang sering ia masak adalah rendang, tiap kali aku berkunjung ke rumahnya, selalu ada menu rendang dengan sayur sop di tambah kerupuk, sangat lezat apalagi dimakan bersama sepupu-sepupuku. Makanan yang paling ku suka dari mbah adalah nasi goreng. Nasi goreng yang ia bikin sangaaaattt lezat. Biasanya dimakan dengan telur dadar dan kerupuk. Kerupuk memang wajib menjadi pelengkap di setiap makanan. Walaupun telur dadar mbah selalu asin, aku tetap memakannya, karna telur itu dibuat dengan rasa cinta nenek kepada cucunya.

Hampir setiap hari ia menelpon anak-anaknya. Satu-satu ia telpon, ya.. hanya sedikit menyapa, tapi mungkin itu bisa mengobati kesepian. Bagaimana tidak rumah yang sebesar itu hanya ditinggali oleh dua orang, mbah kakung dan mbah putri. Dulu rumah ini terpisah tiga, tetapi kemudian di satukan, begitu kata umiku. Aku dan keluargaku sempat tinggal disini selama 10 tahun. Pada tahun 2002 kami pindah ke Bojonggede, tepatnya di perumahan Griya Waringin Elok. Sebelum kami pindah, yang menempati rumah mbah ini adalah mbah kakung dan mbah putri, keluargaku, keluarga amahku, dan omku yang belum menikah. Setelah lama tinggal, amahku pun memutuskan untuk pindah ke rumah kontrakan, dan kemudian pindah lagi ke rumah yang dia beli. Setelah omku menikah ia tinggal di Bekasi, rumah warisan mbah kakung. Sejak saat itu rumah mbah menjadi sepi.

Ketika kami masih kecil, kami sering berkunjung dan menginap, bersama sepupu-sepupuku yang lain. Sering kami membuat mbah triak-triak karna kegaduhan yang kami buat di rumah atas. Tapi setelah mbah selesai marah-marah, kami melanjutkan permainan kami lagi. Dan kemudian di marahin lagi. Tapi kami tetap saja bermain, hahaha. Maafkan kami mbah. Tetapi setelah kami besar #sekitar SMP dan SMA# kami mulai jarang berkunjung karna kesibukan kami. Karna itu mbah sering menelpon menyuruh kami datang. Jika sempat kami pun datang dan menginap.

Sekarang sakit mbah semakin parah, senin yang lalu tanggal 24 september 2012, mbah masuk UGD. Tetapi setelah itu pulang karna ia tak mau di rawat. Ia tak mau makan dan tak bisa tidur. Ia hanya bisa tiduran di kasur. Biasanya sebelum shubuh ia sudah bangun dan minum kopi bersama mbah kakung, setelah sholat shubuh ia menonton ceramah pagi di televisi, kemudian berita. Mbah sudah hafal jam tayang berita, sehingga selalu menanyakan sekarang jam berapa, ketika sudah jamnya ia keluar kamar dan menonton TV. Setiap sore ia duduk di teras rumah, bercengkrama dengan tetangga dan anak-anak kecil. Tapi sekarang tidak lagi, ia hanya terbaring lelah di tempat tidur, seringkali ia berteriak dan menangis karna sakit yang ia rasa. Perut mbah juga bunyi “dok dok dok”, apakah sangat sakit? Sampai perutnya bunyi seperti itu?

Aku sedih. Aku ingin yang tebaik untuk mbahku, apapun yang Allah berikan. Aku hanya ingin yang terbaik. Aku tak ingin mbah terus tersiksa seperti ini. Aku kasihan melihatnya, aku sedih melihatnya. Ketika berpamitan untuk pulang mbah bilang “maafin mbah ya. Sayang sama umi sama abi. Siapa tau nanti mbah di panggil Allah.” Air mata itu, rasanya tak dapat terbendung lagi. Siapa yang tak menangis jika mendengar kalimat seperti itu. Aku tak sanggup berkata-kata lagi, aku hanya bersalaman lalu keluar kamar, tentunya dengan menahan air  mata yang memaksa untuk keluar.

Seminggu setelah kedatangan kami, keadaan mbah mulai membaik. Mbah sudah mulai menikmati berbagai macam makanan, walaupun hanya sesendok dua sendok. Tapi itu lebih baik dari sebelumnya. Tak lama setelah itupun mbah sudah mulai sholat duduk lagi, dan bisa beraktivitas seperti biasa, menonton televisi dan sebagainya. Aku sangat senang mendengar kabar baik itu. Semoga kesehatan mbah terus terjaga. Aamiin. 

Sabtu, 03 November 2012

LADAKU (shoLAtku ibaDAhKU)

LD (Lembar Dakwah) Rohis Al-Hadistiyah





lambang.jpgAshsalatu khairum minan naum” Suara adzan shubuh menggema dari seluruh penjuru kota, membangunkan semua orang untuk menunaikan sholat. Aku terbangun sejenak lalu kembali tertidur, entah mengapa mataku rasanya sangat sulit untuk dibuka, badanku sangat sulit untuk digerakkan. “Nit.. nit.. nit..” Suara berisik itu membangunkanku. Jam menunjukkan pukul 06.30, aku sudah terlambat sekolah, aku pun bergegas mandi dan pergi. Seperti biasa aku telat datang kesekolah, alhasil aku diperbolehkan masuk kelas pada jam berikutnya. Oh ada sesuatu yang aku lupakan, PR Biologi! Dengan kekuatan tangan super cepat aku pun mengerjakan PR ku. Terpaksa aku menghabiskan waktu istirahat keduaku untuk mengerjakan PR, aku akan sholat nanti sepulang sekolah.


Tak terasa bel pulang berbunyi, aku berlari menuju gerbang sekolah dan segera pulang. Sangat melelahkan hari ini, sesampainya di rumah aku bergegas menuju kamar dan melemparkan tubuhku ke kasur. Ibu membangunkanku pukul 18.00, saat adzan maghrib berkumandang. Berhubung aku belum mandi, aku pun menyempatkan mandi sebelum meneruskan aktivitas malamku. Tugas lagi, tugas lagi, PR lagi PR lagi, sudah pukul 23.00 tugasku belum juga selesai. Aku merasa sangat ngantuk, ini sudah lewat jam tidurku, dan.... “zzzz” akupun akhirnya tertidur diatas permadani.

Itulah kehidupanku 1 tahun yang lalu. Saat aku masih duduk di kelas X. Tidur, sekolah, Tugas, PR hanya itu yg ada dalam fikiranku. Sedih mengingatnya. Sebuah pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Kehidupanku dahulu membuat aku tersadar, dan membuatku menjadi lebih baik. Ada suatu kejadian yang membuatku menyadari kesalahanku. Suatu hari aku berjalan melewati DPR dekat masjid At-Tarbiyah, di sana berkumpul anak-anak kelas X yang sedang mentoring, mereka membahas tentang sholat, dan kata-kata yg terucap dari sang mentor langsung mengena kedalam hatiku, ia berkata Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi). dan seketika itu juga aku berlari ke masjid dan menunaikan sholat yang sering aku tinggalkan. Aku bertanya dalam hatiku. Kemana saja aku dulu? mengapa aku merasa sholat tak penting? Mengapa begitu? Padahal yg ku dengar barusan sholat yang akan ditanya pertama kali di akhirat kelak?? Mau menjawab apa aku nanti? Ya Allah... Ampunilah aku. Aku menangis dalam sujudku.

Sabtu, 29 September 2012

Satu Pena Seribu Cerita


Alhamdulillah akhirnya kegiatan NEUTRON minggu ini berjalan dengan lancar. Acara ini dihadiri kurang lebih 20 peserta baik dari kelas 10, 11, ataupun 12. Alhamdulillah lebih baik dari sebelumnya. Sebelum acara ini, aku dan kawan-kawan rohis yang lain berkumpul dengan Bu Nanik, pembina rohis SMAN 6 Bogor. Beruntung banget SMAN 6 punya pembina rohis seperti Bu Nanik. Pembina rohis yang perhatian dan luar biasa. Bu Nanik bilang, “Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat, seperti ragi, ragi hanya diperlukan sedikit namun pengaruhnya sangat besar.” 

Disadari atau tidak masjid SMAN 6 Bogor itu emang megah, bagus, dan luar biasa banget. Cerita dari Bu Nanik nih katanya buat bangun masjid ini para wali kelas ngumpulin dana selama 6 tahun. Bukan waktu yang lama ya? Tetapi realitanya sekarang masjid sepi dan kotor. Masjid bagus tapi tak diimbangi dengan kualitas jamaah yang bagus. Seharusnya masjid bagus itu bisa jadi cerminan kualitas ibadah kita. Bersyukur banget Bu Nanik ngingetin, semoga aja setelah ini semuanya menjadi lebih baik. Semuanya! Termasuk rohisnya juga. Kata Bu Nanik juga “Kakak-kakak ILMA dengan segudang aktivitas yang mereka miliki, masih menyempatkan datang dan perhatian dengan rohis. Seharusnya kita yang aktivitasnya hanya sedikit bisa lebih semangat dan perhatian dengan rohis.”Mungkin segitu aja rapatnya.

Sekarang kita ke acara SATU PENA SERIBU CERITA. Pembicaranya murid SMAN 5 Bogor. Wow ya! Umurnya sama, tapi kakak kelas. Namanya kak Suci. Ka Suci mulai nulis sejak kelas 4 SD, novel pertamanya “The Roku G” #kalogasalah. Dan udah nerbitin 8 Novel. Subhanallah ya. Katanya si kakak awalnya Cuma coba-coba, dan ternyata naskahnya diterima. Oh iya si kakak ini bisa nyelesaiin 1 novel dalam waktu 1 minggu loh! Hebat yah!  Ini point-point yang aku dapet dari ka Suci, silakan di baca! Bermanfaat banget loh! Ngebantu banget buat jadi masukan dan inspirasi. Cekidot!

# Untuk menuangkan ide yang kita punya:
^Kita harus membuat kerangka karangan.
@ Bagaimana awalnya?
@ Bagaimana jalan ceritanya?
@ Bagaimana endingnya?
# Mencari keistimewaan dari setiap ide itu.
# Cara membuat cerita yang sederhana menjadi luar biasa adalah dengan pemilihan kata.
#Banyak membaca menambah kosa kata.
# Jika ingin menuliskan kisah seseorang dengan nama asli kita harus meminta izin dan persetujuannya terlebih dahulu.
# Agar naskah diterima kita harus:
^Memenuhi persyaratan penerbit seperti jumlah halaman
^Memilih tema yang jarang, unik, dan menarik.
^Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti.
# Menulis di sesuaikan dengan mood.
# Jangan takut untuk mengirimkan naskah ke penerbit.
# Ide cerita yang mudah adalah realita dalam kehidupan kita sehari-hari.


Sekian....
Jakarta, 29 September 2012. 19.00

Kamis, 20 September 2012

Adik


Dik, maafkan aku jika sampai saat ini aku belum bisa menjadi kakak yang baik bagimu..
Aku sedang belajar dik..
Belajar untuk menjadi kakak yang baik bagimu..
Kakak yang perhatian..
Kakak yang peduli..

Namun, sampai saat ini aku masih belum bisa..
Maafkan aku dik, aku membuatmu menunggu lama..
Maafkan aku dik, aku membuatmu meneteskan air mata..

Aku tahu perkataanmu jujur..
Kata-katamu keluar dari hatimu yang tulus itu..
Aku jahat? Aku berubah..
Mungkin memang benar..
Tapi kau harus tahu bahwa rasa sayangku padamu tak pernah berubah..

Maaf dik, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku..
Aku terlalu sibuk dengan tugas-tugasku..
Sampai aku sering tak pedulikanmu..
Dan tak dapat membantumu menyelesaikan tugasmu..

Maaf dik, aku sering fudul handphonemu..
Aku sering fudul buku harianmu..
Tapi dik, aku hanya ingin tahu keadaanmu..
Aku ingin tahu teman-temanmu..
Aku ingin tahu pergaulanmu..
Aku ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja..

Terlalu banyak salah yang telah ku perbuat dik..
Aku tahu kau adalah adik yang baik..
Kau pasti bisa memaafkanku?
Benar kan?
Kalau tidak...
Berarti  aku memang tak pantas mendapatkan maaf itu..

Jangan contoh aku jika aku salah..
Jangan contoh kelakuanku yang tak karuan..
Jangan contoh sikap burukku..
Jangan contoh kemalasanku dik..
Tapi contohlah apa yang baik bagiku dan bagimu..

Dik, maafkan kakakmu ini. Aku menyayangimu selalu..

Kakakmu
Isyah Rodhiyah

20 September 2012

Rabu, 19 September 2012

Kakak


Aku sering merasa iri dengan kedekatan mereka.
Aku juga ingin dekat dengan mereka, sangat ingin, sangat sangat dan sangat ingin.
Tapi aku tak bisa.
Aku tak tahu apa yang mau aku ceritakan.
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku tak tahu.

Aku takut tak dipedulikan.
Aku takut tak didengarkan.
Aku takut diremehkan.
Aku takut disangka mengikuti.
 Aku takut.

Aku sering menangis dan memikirkan hal itu.
Terkadang hal  itu berdampak pada kehidupan dan sikapku.
Aku tahu kakaku tak suka dengan anak kecil, dan aku adalah anak kecil baginya.

Aku rindu, aku rindu kakaku.
Aku rindu melihatnya dirumah.
Aku rindu melihatnya belajar.
Aku rindu melihatnya menonton tv.
Aku merindukan kedua kakaku.
Sejak menjadi mahasiswa aku jarang melihatnya dirumah.
Aku jarang mendengar suaranya, sangat jarang.

Aku sangat senang ketika ia mengajakku pergi berdua.
Sangat senang, walaupun ketika di jalan ia hanya sesekali mengajakku bicara, atau ia berjalan di depannku dan sesekali menengok ke belakang.
Walaupun begitu aku tetap sangat senang, dan sangat menyukainya.

Mereka teladanku.
Mereka inspirasiku.
Mereka semangatku.
Mereka motivatorku.
Tapi mereka bukan tempatku bercerita.

Ka, rasanya aku ingin mengulangnya lagi.
Ya, saat-saat kita kelas 3.
 Saatnya UN.
Saat-saat kelulusan.
Saat-saat ujian masuk sekolah.
Saat-saat kita saling dukung, kita saling menyemangati, saling mendoakan.
Saat-saat bahagia itu ka, rasanya aku ingin mengulanginya.
Maaf ka, aku tak bisa mewujudkan keinginan kita, keinginan engkau dan aku.
Maafkan aku ka.
Jangan menjauh dariku karna kecewa ka, jangan pernah.
Ku mohon jangan.
Sejutek, senyebelin apapun, kalian tetap kakaku, tetap keluargaku.




Sabtu, 8 September 2012
Adikmu
 Isyah Rodhiyah

Kamis, 12 Juli 2012

Keegoisanku


Ini merupakan sebuah kisah dimana air mata, tawa dan senyum jadi satu, dimana asam, manis, asin,  dan pahit bercampur. kisah ini menceritakan sebuah persahabatn yang terjalin sangat indah.

Kadang aku berfikir, kenapa sahabat-sahabatku mau bersahabat denganku, padahal aku hanyalah seorang yang egois. Karna itu harusnya aku bersyukur kepada Allah atas sahabat yang Dia berikan untukku. Ada sebuah kejadian yang ketika aku mengingatnya, air mata berjatuhan.  Saat itu aku begitu lelah, pusing, dan sakit. Dengan keadaan yang seperti itu emosiku tak karuan, tiba-tiba aku marah, menjawab pertanyaan dengan nada ketus dan puncaknya aku pulang tanpa pamit. Dengan hati yang marah aku berjalan cepat dengan kepala menunduk, panasnya sinar matahari siang itu menambah panasnya hatiku. Aku mendengar langkah kaki seseorang mengikutiku sambil memanggil-manggil namaku “isyah.. isyah” begitu katanya. Aku menoleh sebentar lalu memalingkannya dan mempercepat langkah kaki. Aku lelah dan marah tak ingin berbicara kepada siapapun, tak peduli dengan siapapun. Handphoneku berdering, ada sebuah sms yang masuk, isinya “isyah, tunggu” yah itu sebuah sms dari seseorang yang mengikutiku dibelakang, aku semakin tak peduli dan mempercepat langkah kaki lagi. Tiba-tiba disebuah gang aku dikagetkan dengan kehadiran ka dwi, salah satu mentorku, aku mengobrol sebentar dan kembali berjalan dengan langkah super duper cepat. Ku kira dia tak mengikuti lagi tapi ternyata dia masih terus mengikutiku, dan kembali memanggil-manggil namaku “isyah.. tunggu! Temen-temen ada dibelakang” tak ada rasa peduli sedikitpun kala itu. Sampai juga aku dirumah, aku berlari ke kamar dan tidur, lebih tepatnya pura-pura tidur. Aku berencana untuk tidur dan tidak mempedulikan mereka datang, aku lelah, sangat lelah, dan sangat marah. Tapi air mataku mulai berjatuhan, tak tega aku melihat lelahnya mereka mengejar keegoisanku. Ku coba untuk tenang dan berjalan keluar, ya mereka sudah menungguku didepan gerbang dengan wajah lelah dan khawatir.

“Isyah kenapa? Pulang ga pamit?” tanya anggia khawatir padaku
“gapapa, kebelet pipis tadi, ya udah pulang” aku terpaksa berbohong menyembunyikan isi hatiku yang sebenarnya.
“ih beneran?” tanyanya lagi meyakinkan
“iya ih” jawabku lagi
“Yaudah yuk kerumah Ka Iim!”
“Yaudah ayuk!”

Aku berjalan beriringan dengan Hani, Anggia dan Salma. Perlahan hatiku diselimuti ketenangan. Hati yang tadinya berapi-api berubah menjadi hangat, dan aku kembali melakukan semuanya seperti biasanya. Dengan sifat sok tau ala isyah rodhiyah, aku berjalan memimpin mereka mencari rumah kaka tercinta. Sebelumnya kita tak pernah kerumah ini, karna sang kaka baru saja pindah rumah. Hari ini kita ingin menjenguk bayi kaka yang baru lahir beberapa hari yang lalu. Kami bercanda, tertawa bersama sambil menyantap lahap kue yang disediakan. Setelah sholat ashar kami masak mie yang telah disediakan, maklum saja sudah dari pagi kami pergi tapi sampai sekarang belum makan. Makan selesai, saatnya pulang. Aku dan Anggia pulang duluan, karna Anggia sudah ditelfon orangtuannya untuk pergi. Hari ini ku menemukan arti sebuah pengorbanan dan pengertian seorang sahabat. Love you sahabatku.

Minggu, 08 Juli 2012

Where Are You School?


SMAN 2 CIBINONG
Disinilah pertama kali aku melangkahkan kaki untuk mengikuti tes masuk sekolah. Jalur yang ku ambil adalah PPAK, jalur prestasi akademik. Selain menyertakan rapot, aku harus mengikuti 2 tes, yaitu wawancara bahasa inggris dan psikotes. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Hanya saja aku tak dapat menjawab saat wawancara bahasa inggris, karena pertanyaanya membuatku bingung harus berkata apa. Akupun hanya menjawab “yes or no”. Sungguh memalukan memang. Haha. Pertanyaannya adalah “bahasa inggris sebagai bahasa internasional”. Tes psikotes menurutku tak begitu susah, hanya saja banyak sekali pertanyaan yang diajukan, yang berkenaan dengan minat, bakat, dan kepribadian. Peserta tes yang lain terlihat pusing dan capek menjawabnya, tapi tidak denganku.
Pengumuman SMAVO.  Aku tak begitu yakin akan berhasil lolos. Karena aku tak menginginkan lolos. Dan benar yang terjadi aku tak lolos. Aku bersyukur karna Allah tunjukan bahwa bukan jalanku ada di sekolah ini. Dan aku bersyukur juga karena Rahmah, Salma, dan Cici berhasil lolos tes. Mereka memang layak karna usaha keras mereka. Selamat ya buat kalian.

INSAN CENDEKIA
INSAN CENDEKIA adalah sekolah kedua yang  kucoba. Awalnya diajak anggia, tapi lama kelamaan ada keinginan untuk sekolah disana. Tes dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012, di INSAN CENDEKIA serpong. Karena tempatnya yang jauh dan kami belum pernah kesana, aku meminta abiku untuk mengantarkan kami. Tes akan di mulai pukul 7, sehingga kami harus berangkat pagi. Itu yang membuat teman-temanku memilih menginap dirumahku. Ya, lebih baik menginap memang dibandingkan harus berangkat dari rumah pagi-pagi kerumahku. Sayang sekali Anggia tidak mendapatkan izin menginap. Tapi tak apa kau tetap senang karena ini adalah pertama kalianya teman-temanku menginap.
Aku beserta 7 orang perwakilan dari sekolahku mengikuti tes. Tes ini dilaksanakan dalam 1 hari penuh. Tes yang diujikan adalah tes potensi belajar, matematika, biologi, fisika, b.inggris, b.arab, dan agama. Sungguh soalnya membuatku ingin pingsan. Yang paling parah adalah tes b.arab, maklum saja aku bersekolah di SMP negri karena itu tidak memiliki kemampuan bahasa arab sehingga hanya bisa menjawab satu soal yaitu “Shohal Khoir?” “Shobahannur” seperti itu kurang lebih.
Penguman INSAN CENDEKIA, atau yang sering kami sebut INCEN berlangsung pada tanggal 28 mei. Saat itu kami sedang perpisahan di bandung. Tak disangka sahabatku anggia lolos tes dan menjadi siswi INCEN. Hanya anggia yang lolos, aku dan keenam temanku tidak. Walaupun tak lolos, aku, salma, mutia, hani sangat senang. Kami sangat bangga dengannya. Selamat Anggia.

SMAN 1 BOGOR
Ini adalah sekolah impianku. Aku sangat berharap bisa sekolah disini. Per tama yang kulakukan adalah mendaftarkan diri. Aku mendaftar sendiri tanpa di temani orang tua. Sempat terjadi masalah, saat aku tak sengaja mencorat-coret LJK biodata dengan pulpen. Dengan malu ditemani temanku, aku meminta LJK yang baru. Esok harinya aku harus kembali lagi dan menyerahkan berkas-berkas yang belum lengkap. Senangnya saat menyerahkan berkas aku tak sendiri karna asti dan rahmah bersedia menemani. Makasiyah.
Tes SMANSA berlangsung 3 hari. Hari pertama adalah ipa dan bahasa indonesia. Soalnya cukup sulit, tapi tak sesulit soal tes di INCEN. Memang ada beberapa soal UN SMA, namun yang lainnya pelajaran SMP. Hari kedua bahasa inggris dan IPS, IPSnya alhamdulillah ga susah. Hari terakhir MATEMATIKA, masyaAllah aku berasa mau pingsan, hampir setengah soal ku isi dengan asal, betapa gilanya aku. Di hari kedua tes aku bertemu dengan seseorang yang bernama INAS ARIBAH. Aku bertemu dengannya di kreta, namun kami baru berkenalan di jalan dekat SMANSA. Ia bersekolah di pesantren Husnul. Dia cantik, baik, dan mungkin pintar. Aku belum terlalu mengenalnya.
Tes berakhir, kini saatnya menunggu hasil UN. Aku  berharap bisa mendapatkan nilai UN tinggi yang mudah-mudahan bisa membantu aku diterima di SMANSA. Di hari pengumuman kelulusan, aku berlari dan berteriak saat membuka amplop, alhamdulillah aku LULUS dengan nilai sesuai target. Esoknya, aku harus menyerahkan nilai ini ke SMANSA. Betul-betul penuh perjuangan karena di perjalanan mau ke SMANSA ternyata kertas pengumumannya tertinggal. Aku pun harus pulang ke rumah, alhamdulillah aku masih di sekolah belum sampai di SMANSA.
Kini tiba hari pengumuman SMANSA, aku diantar kakak sepupuku “mba shifa”. Tak ku sangka umi, abi, dan mba shofi ikut mengantar. Sampai di SMANSA aku langsung menuju kelas tempat pengumuman, aku mengambil amplopku dan membukanya. Hasilnya TIDAK DITERIMA. Saat aku tegar , tapi saat sampai rumah air mata itu tak terbendung lagi. Rasa sedih karna tidak di terima itu pasti ada, namun yang membuat air mataku tak terbendung adalah aku merasa mengecewakan semua orang, umi, abi, mba shofi, anggia, salma, hani, ka nana, ka denty, aku mengecewakan mereka semua. Galau banget gara-gara ini. Ga percaya aku bener-bener ga diterima, padahal aku sudah berusaha, berusaha keras, berusaha buat ga nyerah. Tapi hasilnya tetep gagal.

SMAN 6 Bogor
Impianku sekolah di SMANSA pupus sudah. Pilihanku selanjutnya adalah mendaftar di SMAN 6 Bogor. Aku berharap ini yang terakhir. Kertas pengumuman terakhir yang kuterima dari sekolah ini. Aku berharap, dan semua berharap begitu juga. Galau karna ga keterima di SMANSA itu masih ada, masih tersisa dan tak bisa benar-benar ku bersihkan. Hari-hari menjelang tes di SMAN 6 pun aku tak belajar seserius saat tes di SMANSA. Lebih banyak main games dibanding belajar. stress banget saat itu. Sampai pada detik-detik tes aku tetap tidak belajar. Alhamdulillah, soalnya tak sesulit soal tes di INCEN ataupun SMANSA. Soal tes di SMAN6 lebih mirip soal TO dan UN. Aku mengerjakan soal lancar, walaupun ga belajar, hehe alhamdulillah.
Pengumuman SMAN6. Karna aku kolektif daftarnya, maka dari itu ngambil pengumuman di sekolah. Aku sudah ada di sekolah sejak pukul 8. Menunggu, menunggu dan terus menunggu. Sampai akhirnya aku meminta salma untuk menemani menanyakan tentang pengumuman ke bu enjun. Hasilnya belum ada, pa jinanto yang mengambil pengumuman belum datang. Ku putuskan untuk menunggu di ruang guru sambil mengobrol dengan apin, tria dan salma. Tak lama kemudian bu enjun memberikan telponnya kepadaku katanya kepada pa jinanto di telpon “nih ngomong sama yang keterima”. Hah? Apa? Aku keterima?. Saat aku berbicara di telpon dengan pa jinanto, pa jinanto tak mau memberi tahu kepadaku, ahhh aku ga percaya. Tapi bu enjun menciumku dan memberikan selamat. Dag dig dug dag dig dug, masih ga percaya keterima. Dan akhirnya pa jinanto datang.. yeyeye. Aku dan Yunita membuka amplop bersama-sama, dan benar kami DITERIMA. Alhamdulillah, inilah jawaban Allah atas segala doaku.
Banyak hikmah yang dapat ku petik dari kejadian ini, dari mulai yang sepele sampai yang serius. Seperti, kalau aku keterima di SMANSA aku tak tahu kapan dpat menikmati sholat di masjid yang ku kagumi, masjid AT-TARBIYYAH, kalau keterima di SMANSA aku tak tahu kapan akan bertemu dengan Chika sahabat kecilku, kalau keterima di SMANSA aku ga mungkin bisa satu sekolah dengan Chika, kalau keterima di SMANSA kasian abi, karna di SMANSA ternyata uang masuknya 12 juta, dan masih banyak hikmah yang lainnya. Dan kini aku yakin bahwa skenario Allah memang yang paling indah. Terimakasih Ya Allah.
Now, I’m Part Of SMANSIXBO not SMANSA.

Senin, 20 Februari 2012

Anak Jalanan (Cerbung)


Seperti biasa pagi ini aku berangkat menuju terminal. Bukan untuk naik angkutan umum pergi ke sekolah, tapi untuk mengamen. Aku biasa mengamen ditemani sobat karibku, Linda, mengamen dari satu angkutan ke angkutan lain, dari pagi hingga malam, terkadang hingga tengah malam. Keluargaku tlah tiada, satu-satunya yang ku punya hanyalah nenek, entah ia nenek kandungku atau bukan, yang ku tahu dialah yang mengasuhku, yang membelaiku, yang mencurahkan kasih sayang kepadaku sejak kecil. Kasih sayang tak pernah putus, sampai kini ia hanya bisa berbaring di ranjangnya yang keras. Ia adalah perempuan yang kuat, sebelum ia sakit, ia yang mencari uang untuk menghidupiku, ia berusaha agar aku bisa sekolah, sayang sejak ia sakit aku putus sekolah, dan sejak saat itu aku mulai mengamen bersama sobat karibku untuk memenuhi kebutuhan kami, jangankan untuk beli obat nenek, untuk makan sehari saja terkadang tidak mencukupi. Sakit nenek pun semakin parah dan puncaknya 2 tahun setelah ia terkena penyakit itu.
Semenjak meninggalnya nenek, aku tinggal bersama Linda dirumah kosong dekat terminal. Rumah itu tak berpenghuni, tak ada listrik, jika malam pun gelap gulita. Kami tak hanya tinggal berdua, kami tinggal bersama anak-anak yang sama seperti kami. Putus sekolah, tak punya keluarga, dan hidup luntang-lantung di jalanan. Kerjaku semakin semraut, bus-bus yang biasa menjadi sumber penghasilanku, kini banyak yang diberhentikan, karena pengoperasian bus transjakarta. Aku slalu ditemani sobat karibku, pekerjaan apupun kami tekuni, mulai dari pedagang asongan, tukang koran, pencuci motor, pengelap kaca di lampu merah, penyapu kereta, pemulung botol, sampai mencopet pun kami pernah tekuni. Semua kami lakukan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi.
Jalanan adalah hidupku, polusi adalah sahabatku, terik panas matahari adalah bagian tubuhku. Gedung-gedung menjulang tinggi, bagai menembus awan. Orang-orang dengan pakaian rapi dan wangi pergi bekerja, sedangkan aku, mandi pun jika hujan saja, pakaianku hanya 1, yang ku pakai saja. Tak ada yang peduli dengan keadaanku. Walau begitu aku tetap mensyukuri segala anugerah yang diberikan Allah, aku masih hidup, aku masih diberikan kesehatan, belum tentu orang-orang berjas sehat, banyak juga diantara mereka yang menderita penyakit yang cukup parah.
Betahun-tahun kujalani hidup dijalanan. Pengalaman hidup dijalanan membuat ku tegar, membuat ku kuat. Kuat menghadapi segala terpaan hidup. Tak hanya celaan yang ku dapat tapi juga siksaan fisik. Mereka kira aku hasil anak haram yang dibuang orang tuaku, mereka bilang aku bodoh, ada sekolah gratis tapi aku tak sekolah, mereka bilang aku anak yang tak berguna bagi Bangsa dan Negara, mereka bilang aku hanyalah sampah masyarakat. Aku bukan anak haram, hanya aku tak tau orang tuaku. Aku bukan tak mau sekolah tapi aku tak punya biaya, sekolah gratis bukan gratis seluruhnya, aku tak punya uang untuk membeli buku dan seragam. Aku bukan tak berguna, hanya saja aku tak mau menunjukkan yang aku bisa, karena aku tak ingin sombong. Aku bukan sampah masyarakat, aku hanyalah seorang anak yang berusaha bekerja, bukan meminta-minta.


bersambung....