“Ashsalatu khairum minan naum” Suara adzan
shubuh menggema dari seluruh penjuru kota, membangunkan semua orang untuk
menunaikan sholat. Aku terbangun sejenak lalu kembali tertidur, entah mengapa
mataku rasanya sangat sulit untuk dibuka, badanku sangat sulit untuk
digerakkan. “Nit.. nit.. nit..” Suara berisik itu membangunkanku. Jam
menunjukkan pukul 06.30, aku sudah terlambat sekolah, aku pun bergegas mandi
dan pergi. Seperti biasa aku telat datang kesekolah, alhasil aku diperbolehkan
masuk kelas pada jam berikutnya. Oh ada sesuatu yang aku lupakan, PR Biologi! Dengan
kekuatan tangan super cepat aku pun mengerjakan PR ku. Terpaksa aku
menghabiskan waktu istirahat keduaku untuk mengerjakan PR, aku akan sholat
nanti sepulang sekolah.
Tak terasa bel pulang berbunyi, aku berlari
menuju gerbang sekolah dan segera pulang. Sangat melelahkan hari ini,
sesampainya di rumah aku bergegas menuju kamar dan melemparkan tubuhku ke
kasur. Ibu membangunkanku pukul 18.00, saat adzan maghrib berkumandang. Berhubung
aku belum mandi, aku pun menyempatkan mandi sebelum meneruskan aktivitas
malamku. Tugas lagi, tugas lagi, PR lagi PR lagi, sudah pukul 23.00 tugasku
belum juga selesai. Aku merasa sangat ngantuk, ini sudah lewat jam tidurku,
dan.... “zzzz” akupun akhirnya tertidur diatas permadani.
Itulah
kehidupanku 1 tahun yang lalu. Saat aku masih duduk di kelas X. Tidur, sekolah,
Tugas, PR hanya itu yg ada dalam fikiranku. Sedih mengingatnya. Sebuah pepatah
mengatakan “Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Kehidupanku dahulu membuat
aku tersadar, dan membuatku menjadi lebih baik. Ada suatu kejadian yang
membuatku menyadari kesalahanku. Suatu hari aku berjalan melewati DPR dekat
masjid At-Tarbiyah, di sana berkumpul anak-anak kelas X yang sedang mentoring,
mereka membahas tentang sholat, dan kata-kata yg terucap dari sang mentor
langsung mengena kedalam hatiku, ia berkata “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta
pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak
adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana
shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi).
dan seketika itu juga aku berlari ke masjid dan menunaikan sholat yang sering
aku tinggalkan. Aku bertanya dalam hatiku. Kemana saja aku dulu? mengapa aku
merasa sholat tak penting? Mengapa begitu? Padahal yg ku dengar barusan sholat
yang akan ditanya pertama kali di akhirat kelak?? Mau menjawab apa aku nanti? Ya
Allah... Ampunilah aku. Aku menangis dalam sujudku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar