H-2
Youth Camp rasanya galau banget, ga ada temen akhwat yang bisa ikut, adanya
ikhwan. Di tambah galau lagi tepat tanggal 10 November 2012 SMAN 6 Bogor
mengadakan acara FENTURA. Anak-anak ikhwan yang mau ikut youth camp, kepengen
ikut fentura terlebih dulu, baru kemudian menyusul ke tempat youth camp. Ini
membuatku semakin bingung jika berangkat pagi ga ada temen, kalau siang bareng
anak ikhwan dan repot. Muter-muter otak sambil berdoa sama Allah minta jalan
keluar. H-1 youth camp, malamnya dapet kabar kalau anak ikhwan ga jadi ikut,
kaget, bingung, bengong, campur aduk deh. Alhamdulillah Adilah mau nemenin aku
ikut youth camp. Mungkin itu jalan terbaik yang Allah kasih ke aku. Biar aku ga
ribet ke sekolah, dan ga malu karna berangkat bareng anak ikhwan.
Hari
H youth camp, pagi-pagi bangun terus sholat dan nyiapin barang bawaan. Pagi itu
setelah sholat shubuh Adilah tidur, dan susah untuk bangun dan menyiapkan
barang. Aku takut ia tak jadi ikut, aku tak mau pergi sendiri. Alhamdulillah
sejam kemudian ia bangun dan bersiap-siap. Pukul 07.00 kami berangkat menuju
Al-Bunyan di BCC. Pukul 07.40 kami sudah sampai di depan BCC, dan bertemu dengan seorang
akhwat yang ikut acara youth camp juga, Henny namanya, ia sedang menunggu
temannya datang. Tak lama kemudian teman Henny datang, ia adalah Sofi, aku
sudah mengenal ia sebelumnya dari sahabatku Echan, ia adalah alumni UQ. Mereka
berencana mengikuti acara youth camp sampai sore, tetapi aa panitia bilang
kalau boleh izin setelah maghrib, dan itu tak memungkinkan untuk pulang, karena
daerahnya jauh dari trasportasi. Henny dan Sofi sempat bingung. Sofi memutuskan
untuk pulang, dan aku meminta Henny untuk tetap ikut. Henny mencoba menelpon
ibunya, beberapa kali yang mengangkat ayahnya. Telpon yang ketiga ibunya yang
mengangkat, setelah meminta izin di sertai alasan-alasanya ibunya pun
memperbolehkan ia untuk ikut youth camp sampai besok siang. Dengan bermodalkan
baju pinjaman dari Sofi, Henny ikut berangkat menuju YAPIPI. Kami di bagi
menjadi 13 kelompok, 5 kelompok ikhwan dan 8 kelompok akhwat yang terdiri dari
12 anggota. Aku, Adilah, dan Henny masuk ke kelompok 7. Setelah registrasi dan
pembagian kelompok selesai, kelompok yang sudah berjumlah 12 orang
diberangkatkan. Panas terik matahari, asap, dan debu mewarnai perjalanan kami.
Ditambah lagi dengan kemacetan yg kerap kali kami temui, cukup membuat pagi
bertambah runyam. Kami sampai di YAPIPI setelah menempuh perjalanan kurang
lebih 1,5 jam.
Akhwat
dan ikhwan berbaris sesuai kelompok mendengarkan pengarahan, setelah selesai
kami pergi menuju barak. Peserta akhwat yang begitu banyak membuat barak
terlihat sangat sempit, kecil, dan sumpek, bukan bukan hanya terlihat seperti
itu, kelompok aku pun tak kebagian tempat, semuanya telah penuh terisi, hanya
tas kami saja yg cukup. Satu jam sudah kami ada disini, pembukaan dilaksanakan
di aula tempat ikhwan menginap, tak jauh dari barak kami, hanya berjalan
menuruni tangga, dan berjalan disebelah empang. Seperti halnya sebuah acara,
setiap kelompok diminta untuk memberi nama dan membuat yel-yel. Ya, kami
memutuskan menamai kelompok kami dengan nama “I Gusti Ngurah Rai” setelah
beberapa kali berganti nama. Ada hal yang terlupakan, Adilah menunggu di barak
karena sakit, aku pun mengirimkan sms kepada umi tentang keadaannya saat ini,
tak lama setelah smsku terkirim, abiku datang meluncur dengan motor berwarna
abu-abu merah, mengenakan jaket abu-abu yang biasa dipakainya dan helm. Kembali
pada acara di barak ikhwan, acara yang sekarang sedang berlangsung adalah AMT,
seperti halnya AMT yang sering ku ikuti, AMT ini membuat semangat juangku
semakin berkobar, seperti menyalakan sebuah api baru. Haha :D kata-kata yang
paling aku sukai dan aku ingat adalah “ORANG CERDAS ADALAH ORANG YANG MENIKMATI
SETIAP KONSEKUENSI DARI SETIAP PILIHANNYA”. Kata-kata ini memang benar-benar
super. Seperti pada hari kedua YC, aku dan Henny merasa sangat bosan dengan
kegiatan yang berlangsung, tapi kata-kata itupun datang di fikiran kami, dan
mengingatkan kami untuk menikmati setiap konsekuensi. Sore menjelang, acara
selanjutnya terus berlangsung, membuat proposal hidup, sholat maghrib, lalu
isya, lalu latihan untuk acara pentas seni, lalu tidur. Lagi-lagi ku katakan
ini, barak akhwat sangat sempit, akupun tak dapat tempat untuk tidur, ya, ini
bukan rumahku, rumah memang menjadi tempat paling nyaman untuk istirahat. Tapi
aku sadar, ini pilihan yang telah aku ambil, ini konsekuensinya, oke aku harus
menikmatinya. Dini menjelang, kami bangun menunaikan sholat tahajud dan
renungan yang lagi-lagi dilaksanakan di barak ikhwan.
Satu..
dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh.. delapan.. Semua serempak bergerak
mengikuti gerakan ka Dena yang memimpin senam pagi ini. Bergerak ke kanan dan
ke kiri, dengan gerakan yang sering sama, yang lama-lama membuat kami bosan. Tapi
untuk kalimat yang satu ini kami tak pernah bosan, “menikmati konsekuensi”.
Yaaa... ini yang aku tunggu-tunggu, semua pasti tau acara paling seru di setiap
acara, ya yang satu ini, outbond! Haha :D.
Tapi tunggu dulu, sebelum outbond, kami harus menampilkan sesuatu yang
telah kami siapkan semalam. Yang paling menarik menurutku adalah drama bebek,
itu kreativ banget, walaupun dari awal hingga akhir dialognya Cuma “wek wek
wek” tapi di akhir cerita pesannya dapet banget. Semua sudah menampilkan hasil
latihannya. Kami bergegas menuju lapangan dan berbaris sesuai kelomopok, setelah
mengikuti games pembuka dan pengarahan, outbondpun dimulai. Aku tidak begitu
ingat dengan semua permainan yang ada, yang paling aku ingat adalah games omelet,
kotak-kotak, segitiga listrik, dan spider web. Henny, kawanku yang satu ini
sangat cerdas aku berikan 4 jempol untuknya. Ia memiliki strategi yang keren,
sehingga kami berhasil menyelesaikan permainan dengan baik. Outbond selesai,
waktunya untuk bersih-bersih. Aku dan Henny memutuskan untuk pulang lebih dulu
dari yang lainnya, kami akan bersih-bersih dirumah Henny yang ternyata tak jauh
dari lokasi acara. Kami yang sangat hauspun bergegas mencari warung untuk membeli
minum, dan seketikan minuman yang kami beli habis. Untuk sampai di rumah Henny,
kami harus menaiki 2 angkot dan ojek. Sehabis menunaikan sholat ashar, aku
kembali ke rumah dengan diantar Henny hingga naik angkot. Ini menjadi
pengalaman yang luar biasa, yang tak pernah terhapus dalam memori ingatanku
hingga saat ini. Oh iya ada yang lupa aku ceritakan di paragraph sebelumnya. Aku
dan Henny sangat senang, karena beberapa teman kami tertarik dengan jilbab yang
kami kenakan, mereka meminta kami mengajari cara mendouble jilbab, dan mereka
juga berkata akan mencoba mengenakan jilbab syar’I ke sekolah. Dan karena
kekompakan tim kami di acara outbond, kamipun dinobatkan sebagai tim terkompak.
Ayey!
Kamar Mungil,
entah kapan ini mulai di tulis dan berakhir pada 20 Januari 2014.